Selasa, 21 April 2009

Kisruh DPT

Selasa, 14 April 2009 | 12:35 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden dinilai turut bertanggung jawab terhadap kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang terus bergulir hingga saat ini. Keraguan terhadap legitimasi hasil pemilu mengingat banyaknya masyarakat yang sebenarnya memiliki hak pilih, tapi tak dapat memilih karena tidak terdaftar di DPT dipengaruhi oleh keputusan Presiden dalam sejumlah rangkaian proses pemilu.

Kepala Bidang Advokasi Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Hermawanto mengatakan, Presiden memiliki andil dalam proses pemutakhiran DPT yang dilakukan KPU. "Presiden harus bertanggung jawab," tuturnya.

Menurut Hermawanto, tanggung jawab Presiden terletak pada keterlambatan anggaran pemutakhiran data yang dicairkan oleh Departemen Keuangan dan juga kekacauan data kependudukan yang dikeluarkan oleh Departemen Dalam Negeri, seperti dikeluhkan oleh KPU.

Anggaran pemutakhiran DPT sendiri, misalnya, baru turun pada tanggal 25 Juni 2008, padahal batas akhir tahapan pemutakhiran jatuh pada tanggal 30 Juni 2008. "Semua elemen terlibat, termasuk KPU-nya juga lemot," ujar Hermawanto.

Namun demikian, menurut dia, tanggung jawab terbesar kembali pada KPU sebagai penyelenggara pemilu. Hermawanto mengatakan, KPU dapat berargumentasi bahwa data kependudukan yang menjadi cikal bakal DPT sudah buruk. "Tapi pada akhirnya KPU yang harus bertanggung jawab," tuturnya.

PT. Pindad [Kebanggan Indonesia]




Sejarah

Era kolonial

Pada tahun 1808 didirikan sebuah bengkel peralatan militer di Surabaya dengan nama Artillerie Constructie Winkel (ACW), bengkel ini berkembang menjadi sebuah pabrik dan sesudah mengalami perubahan nama pengelola kemudian dipindahkan lokasinya ke Bandung pada tahun 1923.

Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM)

Pemerintah Belanda pada tahun 1950 menyerahkan pabrik tersebut kepada Pemerintah Indonesia, kemudian pabrik tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang berlokasi di PT. PINDAD sekarang ini.

Perusahaan Negara

Sejak saat itu PT. PINDAD berubah menjadi sebuah industri alat peralatan militer yang dikelola oleh Angkatan Darat. PT. PINDAD berubah status menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT. PINDAD (Persero) pada tanggak 29 April 1983, kemudian pada tahun 1989 perusahaan ini berada dibawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang kemudian pada tahun 1999 berubah menjadi PT. Pakarya Industri (Persero) dan kemudian berubah lagi namanya menjadi PT. Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero).

PT. PINDAD (Persero)

Tahun 2002 PT. BPIS (Persero) dibubarkan oleh Pemerintah, dan sejak itu PT. PINDAD beralih status menjadi PT. PINDAD (Persero) yang langsung berada dibawah pembinaan Kementerian BUMN.



Produksi militer

PT Pindad telah sukses memproduksi berbagai senjata ringan yang sudah digunakan TNI dan Polri, misalnya:

* senapan serbu SS-1 (kaliber 5,56 mm x 45)
* pistol P-1 (kaliber 9 mm x 19)
* SBR-1 untuk polisi (7,62 mm x 45)
* revolver R-1
* R-2 (kaliber .38)
* SPM2
* SS-2 (5,56 mm x 45)
* pistol P-2 (9 mm x 19)
* senjata otomatis regu SM3 kaliber 5,56 mm x 45
* Meriam 105 Pindad

Kendaraan militer

* RANTIS APC (KENDARAAN TAKTIS ARMOURED PERSONAL CARRIER)
* 6X6 Pindad
* Combat VEHICLE
* Water Cannon M1W-40
* Kendaraan RPP-M
* Special function Vehicles


Mesin Industri & Jasa

* lini produk Air brake prods
o Air reservoir
o Brake cylinder
o Compressor set
o Dual chamber air dryer
o Dummy coupling
o Isolating cock
o distributor valve
o Operating valve
o Pipe brake coupling
o Slack adjuster
* Peralatan kelautan
o Naval seat
o Jasa Steering gears
o Towing winch Kelautan
o Tuna long line equipment
o Crane
o Dbl drum mooring winch
o Electric anchor winch
* lain-lain
o Generator alternator (elektronika)
o Vacuum Circuit Breaker (elektronika)
o Laboratorium (Multi-industri)
o Palm Oil Refinery and Mill Plant (multi industri-EPC)
o Motor traksi (Transportasi)
o Perlengkapan rel kereta
o Produk-produk cor
o Produk-produk stamping
o Produk-produk tempa

Mencari Pasangan untuk Megawati


VIVAnews - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, malam ini dipastikan akan menerima Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura, Wiranto. Sedangkan pertemuan dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra, Prabowo Subianto, untuk sementara ditunda.

"Malam ini PDIP akan mengadakan pertemuan dengan Wiranto dan Hanura, besok dengan Gerindra," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, di kediaman pribadi Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 10 April 2009.

Gerilya politik partai politik semakin gencar dilakukan. Rencana koalisi permanen partai politik peserta Pemilu tak lama lagi akan terbentuk. Yang pasti, komunikasi politik yang dilakukan kali ini sudah terjadi antar-institusi partai, bukan orang per orang.

"Jadi ini mainnya sudah tidak personal lagi. Karena semua partai menyadari bahwa saat ini sudah mulai masuk pembentukan koalisi permanen," ujar calon anggota legislatif nomor urut satu untuk daerah pemilihan III DKI ini.

Sedangkan, rencana pertemuan dengan Prabowo kemungkinan besar akan ditunda. Suasana di kediaman pribadi Megawati itu saat ini sudah mulai ramai. Wartawan dari berbagai media sudah berkumpul untuk meliput acara dua ketua umum partai yang sebelumnya belum pernah bertemu ini.

• VIVAnews

Mantan Presiden RI yang Paling Jenius dan Disegani di Dunia


Kulit luarnya bisa saja terlihat halus mulus tanpa cacat. Tapi siapa tahu, sisi dalamnya keropos. Ketidakpastian inilah yang dihadapi industri pesawat terbang sampai 40 tahun lalu. Pemakai dan produsen sama-sama tidak tahu persis, sejauh mana bodi pesawat terbang masih andal dioperasikan. Akibatnya memang bisa fatal. Pada awal 1960-an, musibah pesawat terbang masih sering terjadi karena kerusakan konstruksi yang tak terdeteksi. Kelelahan (fatique) pada bodi masih sulit dideteksi dengan keterbatasan perkakas. Belum ada pemindai dengan sensor laser yang didukung unit pengolah data komputer, untuk mengatasi persoalan rawan ini.

Titik rawan kelelahan ini biasanya pada sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang atau antara sayap dan dudukan mesin. Elemen inilah yang mengalami guncangan keras dan terus-menerus, baik ketika tubuhnya lepas landas maupun mendarat. Ketika lepas landas, sambungannya menerima tekanan udara (uplift) yang besar. Ketika menyentuh landasan, bagian ini pula yang menanggung empasan tubuh pesawat. Kelelahan logam pun terjadi, dan itu awal dari keretakan (krack).

Titik rambat, yang kadang mulai dari ukuran 0,005 milimeter itu terus merambat. Semakin hari kian memanjang dan bercabang-cabang. Kalau tidak terdeteksi, taruhannya mahal, karena sayap bisa sontak patah saat pesawat tinggal landas. Dunia penerbangan tentu amat peduli, apalagi saat itu pula mesin-mesin pesawat mulai berganti dari propeller ke jet. Potensi fatique makin besar.

Pada saat itulah muncul anak muda jenius yang mencoba menawarkan solusi. Usianya baru 32 tahun. Postur tubuhnya kecil namun pembawaannya sangat enerjik. Dialah Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie, laki-laki kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936.

Habibie-lah yang kemudian menemukan bagaimana rambatan titik krack itu bekerja. Perhitungannya sungguh rinci, sampai pada hitungan atomnya. Oleh dunia penerbangan, teori Habibie ini lantas dinamakan krack progression. Dari sinilah Habibie mendapat julukan sebagai Mr. krack. Tentunya teori ini membuat pesawat lebih aman. Tidak saja bisa menghindari risiko pesawat jatuh, tetapi juga membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah.

Sebelum titik krack bisa dideteksi secara dini, para insinyur mengantispasi kemungkinan muncul keretakan konstruksi dengan cara meninggikan faktor keselamatannya (SF). Caranya, meningkatkan kekuatan bahan konstruksi jauh di atas angka kebutuhan teoritisnya. Akibatnya, material yang diperlukan lebih berat. Untuk pesawat terbang, material aluminium dikombinasikan dengan baja. Namun setelah titik krack bisa dihitung maka derajat SF bisa diturunkan. Misalnya dengan memilih campuran material sayap dan badan pesawat yang lebih ringan. Porsi baja dikurangi, aluminium makin dominan dalam bodi pesawat terbang. Dalam dunia penerbangan, terobosan ini tersohor dengan sebutan Faktor Habibie.

Faktor Habibie bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar) hingga 10% dari bobot sebelumnya. Bahkan angka penurunan ini bisa mencapai 25% setelah Habibie menyusupkan material komposit ke dalam tubuh pesawat. Namun pengurangan berat ini tak membuat maksimum take off weight-nya (total bobot pesawat ditambah penumpang dan bahan bakar) ikut merosot. Dengan begitu, secara umum daya angkut pesawat meningkat dan daya jelajahnya makin jauh. Sehingga secara ekonomi, kinerja pesawat bisa ditingkatkan.

Faktor Habibie ternyata juga berperan dalam pengembangan teknologi penggabungan bagian per bagian kerangka pesawat. Sehingga sambungan badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan tekanan udara saat tubuh pesawat lepas landas. Begitu juga pada sambungan badan pesawat dengan landing gear jauh lebih kokoh, sehingga mampu menahan beban saat pesawat mendarat. Faktor mesin jet yang menjadi penambah potensi fatique menjadi turun.

Riwayat keilmuan Habibie dimulai ketika ia mendapat beasiswa dari pemerintah untuk belajar di Technische Hochschule Die Facultaet Fue Maschinenwesen, Aachen, Jerman, pada 1956. Selama setahun sebelumnya, Habibie tercatat sebagai mahasiswa ITB. Setelah mengantongi gelar diploma ingenieur jurusan konstruksi pesawat terbang, tahun 1960, sambil melanjutkan kuliahnya, ia menjadi asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Konstruksi Ringan di kampusnya.

Otak Habibie makin kelihatan encer kala gelar doctor ingenieur-nya disabet dengan predikat suma cumalaude pada 1965. Rata-rata nilai mata kuliahnya 10. Presatsi ini membuatnya dipercaya jadi Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau (HFB). Tugas utamanya adalah memecahkan persoalan kestabilan konstruksi bagian belakang pesawat Fokker 28. Luar biasa, hanya dalam kurun waktu enam bulan, masalah itu terpecahkan oleh Habibie.

Ia meraih kepercayaan lebih bergengsi, yakni mendesain utuh sebuah pesawat baru. Satu diantara buah karyanya adalah prototipe DO-31, pesawat baling-baling tetap pertama yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal, yang dikembangkan HFB bersama industri Donier. Rancangan ini lalu dibeli oleh Badan Penerbangan dan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA).

Habibie hanya sampai tahun 1969 saja di HFB, karena dilirik oleh Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh (MBB), industri pesawat terbesar yang bermarkas di Hamburg. Di tempat yang baru ini, karier Habibie meroket. Jabatan Vice President/Direktur Teknologi MBB disabetnya tahun 1974. Hanya Habibie-lah, orang diluar kebangsaan Jerman yang mampu menduduki posisi kedua tertinggi itu.

Di tempat ini pula Habibie menyusun rumusan asli di bidang termodinamika, konstruksi ringan, aerodinamika dan krack progression. Dalam literatur ilmu penerbangan, temuan-temuan Habibie ini lantas dikenal dengan nama Teori Habibie, Faktor Habibie dan Metode Habibie. Paten dari semua temuan itu telah diakui dan dipakai oleh dunia penerbangan internasional.

Pesawat Airbus A-300 yang diproduksi konsorsium Eropa (European Aeronautic Defence and Space) tak lepas dari sentuhan Habibie. Maklumlah dalam konsorsium ini tergabung Daimler, produsen Mercedes-Benz yang mengakuisisi MBB. Sehingga Habibie berhak atas royalti dari teknologi yang dipakai dalam kendaraan udara berbadan lebar itu. Selain dari Airbus, Habibie juga mendapat royalti dari produsen-produsen roket di banyak negara, yang banyak menggunakan teknologi konstruksi ringannya.

Tahun 1978, Habibie dipanggil pulang ke Tanah Air oleh Presiden Soeharto dan sejak itu kemudian berkiprah dalam upaya pengembangan teknologi kedirgantaraan di Indonesia, Hasilnya antara lain pesawat terbang pertama buatan Indonesia CN-235 dan N-250.

Prestasi keilmuan Habibie mendapat pengakuan di dunia internasional. Ia menjadi anggota kehormatan berbagai lembaga di bidang dirgantara. Antara lain di Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat). Sedangkan dalam bentuk penghargaan, Habibie menerima Award von Karman (1992) yang di bidang kedirgantaraan boleh dibilang gengsinya hampir setara dengan Hadiah Nobel. Dan dua tahun kemudian menerima penghargaan yang tak kalah bergengsi, yakni Edward Warner Award. (Hidayat Gunadi, Hatim Ilwan) — Sumber: Majalah Gatra Ed. Khusus, Agustus 2004).

Caleg Gila

Selasa, 14 April 2009 | 14:35 WIB

PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat (BKJM) Kalawa Atei Palangkaraya merawat lima pasien gangguan jiwa pascapemilu 9 April, dua di antaranya merupakan calon anggota legislatif (caleg) dan tiga lainnya simpatisan partai politik (parpol).

"Dampak dari kekalahan dalam pemilu tidak hanya menimpa caleg secara pribadi, melainkan juga dapat terjadi pada simpatisan dan orang terdekat misalnya istri, keluarga dan orang lain yang menjadi pendukung fanatik," kata Kepala BKJM Kalawa Atei Palangkaraya, Wineini Marhaeni Rubay, di Palangkaraya, Selasa (14/4).

Menurut dia, salah seorang caleg datang sudah dalam kondisi gila pada 10 April lalu, dan sempat mendapat perawatan darurat, sebelum akhirnya dikirim ke Yayasan Joint Adulam Ministry, Palangkaraya, tempat penampungan orang-orang "gila".

Ia mengatakan, caleg tersebut diketahui memiliki perilaku aneh pascapemilu, di antaranya tidak mau mandi, tidak mau makan, dan sering tertawa terutama jika melihat hasil penghitungan suara partainya.

Namun, Wineini tidak bersedia menyebut nama caleg dan partainya. Dua pasien lain yang juga berperilaku hampir sama, harus menjalani rawat inap di Kalawa Atei.

"Sedangkan dua pasien lagi, baru sebatas konsultasi mengenai gangguan jiwa. Kami memberi perawatan intensif dengan empat tenaga dokter umum, satu dokter ahli kejiwaan, dua psikolog, dan dibantu sejumlah perawat," katanya.

Ia mengatakan, dari pemantauannya ada tujuh orang yang mengalami gangguan jiwa pascapemilu, dua di antaranya belum mendapat perawatan, yakni satu di Kapuas, dan satu lagi di Palangkaraya yang dirawat di rumah sendiri.

BKJM Kalawa Atei Palangkaraya telah menyiapkan kamar khusus, baik untuk pasien stres ringan maupun stres akut, gila atau psikosis.

Pasien gila secara khusus ditempatkan di dua kamar dengan standar keamanan terjamin, mirip kamar sel berjeruji besi.

"Kamar rawat inap di balai ini terbatas, sehingga apabila jumlah pasien meningkat, kami rujuk ke rumah sakit jiwa di Banjarmasin, Kalimantan Selatan," katanya.


BNJ
Sumber : Antara